Cross Culture Training Indonesia (CCTI) bekerja sama dengan Hyppo Family Group Jepang mengadakan pertukaran budaya Indonesia dan Jepang. Program tahunan ini dilakukan dengan cara menarik dan diikuti ratusan warga kedua negara bersahabat ini sejak 1991.
Bandar Poker - Eman Sulaeman Nasim, Wakil Direktur Eksekutif CCTI, menjelaskan dalam setahun program ini berlangsung dua kali, setiap Agustus dan Desember-Januari. Puluhan warga negara Jepang yang dikoordinasi Hyppo Family berkunjung ke Indonesia. Sebaliknya, warga Indonesia dikoordinasi CCTI berkunjung dan belajar ke berbagai kota di Jepang selama 5-10 hari.
Menariknya, selama di Indonesia, warga negara Jepang tinggal selama 3 hari di rumah warga Indonesia yang secara sukarela bersedia menjadi host family atau bersedia rumahnya diinapi secara cuma-cuma. Di rumah warga Indonesia tersebut, mereka diharapkan belajar banyak hal tentang budaya dan kebiasaan warga Indonesia. Begitu juga dengan warga negara Indonesia di tinggal di Jepang. Selama tinggal di host family di Indonesia dan Jepang, para peserta tidak membayar sejumlah biaya alias gratis.
"Selama tinggal di rumah warga lokal, warga negara Jepang juga berkeliling Jakarta atau kota-kota yang mana host family berada. Kemudian mengunjungi berbagai obyek wisata termasuk belanja oleh-oleh untuk dibawa ke negaranya. Pada Agustus ini, warga Jepang tinggal di rumah warga Indonesia yang berada di Jakarta, Bekasi, Tangerang, Subang, dan Bandung," ujar Eman, di sela sacara pendampingan peserta pertukaran budaya Jepang-Indonesia di Bogor, kemarin.
Setelah itu, lanjut dia, baik warga negara Jepang maupun warga Indonesia yang menjadi host family berkumpul bersama dan ber diskusi berbagai hal sambil berwisata alam di kawasan Ciawi, Bogor.
Bandar Poker - Selama ini warga negara Jepang di sini banyak belajar cara memasak dan menikmati masakan tradisional Indonesia, termasuk kebudayaan Indonesia. Selain mengunjungi obyek-obyek wisata dan sejarah nasional, seperti Museum Fatahillah dan Kebun Raya Bogor," ujar Eman yang juga dosen Jurusan Pariwisata di Program Vokasi Universitas Indonesia ini.
Salah seorang peserta pertukaran budaya ini, Mieko Iida (67) asal Tokyo, mengaku sangat bahagia dapat mengikuti kegiatan tersebut. Selain menambah sahabat, juga belajar banyak tentang kebudayaan Indonesia secara langsung dari masyarakatnya.
"Saya juga bahagia bisa belajar langsung cara memasak masakan tradisional Indonesia. Saya menikmati masakan-masakan Indonesia," ujar Mieko Iida San, peserta lain yang juga berasal dari Tokyo.
Direktur Eksekutif sekaligus pendiri Cross Culture Institut Indonesia Ali Syarif menambahkan warga Indonesia yang ikut peserta pertukaran budaya Jepang, selain disambut hangat oleh host family di Jepang, juga dapat belajar banyak tentang kebudayaan dan berbagai hal baik dari budaya dan sosial Jepang. Apalagi orang Jepang dikenal memiliki disiplin dan mental, serta karakter sangat baik yang perlu ditiru orang Indonesia untuk kemajuan negara Indonesia.
"Kita lihat sendiri bagaimana budaya disiplin warga Jepang sangat luar biasa. Ini bisa dipelajari dan ditiru. Warga Indonesia yang menjadi peserta pertukaran kebudayaan ini dapat memahami dan mempelajari mengapa orang-orang Jepang bisa memiliki kedisiplinan dan mental serta budi pekerti yang sangat baik," ujarnya.
Eman berharap, warga negara Indonesia yang akan ikut program pertukaran budaya berikutnya berasal dari kalangan guru. Tujuannya, supaya bisa melihat langsung kegiatan belajar mengajar di sekolah-sekolah Jepang.
"Para guru bisa mencontoh bagaimana para guru Jepang mengajarkan rasa disiplin yang tinggi, serta mental dan budaya menghormati yang amat tinggi. Kelak begitu pulang ke Indonesia, mereka bisa menerapkannya perlahan lahan di sekolah Indonesia. Saya berharap jika Pak Anies Rasyid Baswedan sudah menjabat Gubernur DKI Jakarta, dapat memberikan izin atau mandat agar para guru sekolah menengah di DKI Jakarta dapat mengikuti program yang baik ini," pungkasnya.
0 komentar:
Posting Komentar